Satelit Internet Starlink Milik Konglomerat Elon Musk

Kehadiran satelit internet Starlink milik Elon Musk menandakan perkembangan kian pesat dalam teknologi komunikasi. Elon Musk, nama seorang konglomerat asal Afrika Selatan dengan tiga kewarganegaraan, Afrka Selatan, Amerika Serikat, dan Kanada.

Besarnya nama Elon Musk seiring dengan kemampuannya menginisiasi mobil listrik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Elon hadir dengan gurita bisnisnya, diantaranya SpaceX dan Twitter dan sekarang diubah menjadi X.

Mengenal Starlink karya Elon Musk

Starlink merupakan satelit internet dengan pengoperasian oleh SpaceX guna mendukung komunikasi di berbagai belahan bumi. Teknologi satelit internet Starlink milik Elon Musk ini disebut sebagai Low Earth Orbit dengan keberadaannya di bagian orbit paling rendah bumi.

Salah satu keunggulan dari teknologi ini adalah bisa digunakan oleh masyarakat di wilayah pedesaan. Proses pengembangan teknologi komunikasi ini sudah dimulai sejak tahun 2015 dan untuk pertama kali prototypenya hadir pada tahun 2018.

Sampai saat ini Starlink tercatat telah memiliki total satelit sebanyak 2.759 unit. Alat keluaran Elon Musk dilengkapi dengan router dan parabola yang bisa menerima sinyal dari luar angkasa. Desain dan perbaikan sejak rilis telah terjadi pada tahun 2022.

Keberadaan satelit internet Starlink sendiri sebenarnya sangat berguna untuk berbagai wilayah terpencil dan terpelosok. Namun, karena ini merupakan produk luar negeri maka jika Indonesia ingin bekerja sama, butuh adanya regulasi ketat yang tidak membahayakan.

Salah satu teknologi komunikasi ini telah memberikan penawaran pemasangan di atap rumah, pekarangan, bahkan untuk perusahaan aplikasi. Pelanggan bisa memilih sendiri lokasi pemasangannya melalui layanan AR atau Augmented Reality.

Negara-negara yang Sudah Menggunakannya

Negara pertama yang sudah pasti menggunakan layanan dari karya Elon Musk adalah Amerika Serikat. Selain itu, beberapa negara lainnya yang sudah menggunakan fasilitas ini adalah Kanada, Perancis, Inggris, Australia, Selandia Baru, Portugal, Swiss, Denmark.

Selain itu, satelit internet Starlink juga sudah tersedia di Belgia, Irlandia, Jerman, Austria, dan Jerman. Sementara itu untuk negara-negara, seperti Chili, Italia, Polandia, dan Spanyol masih dalam tahap pemesanan atau pre order.

Indonesia sendiri sudah masuk daftar negara yang kemungkinan akan turut bekerja sama. Namun, sampai saat ini kejelasan mengenai hal tersebut belum dapat dipastikan. Airlangga Hartarto selaku Menko Bidang Perekonomian mengaku masih mengkajinya.

Presiden RI, Jokowi tentu harus mempertimbangkan berbagai hal untuk keamanan negara. Bicara soal keamanan, tentu Indonesia harus tegas dalam memberikan syarat serta ketentuan bekerja sama agar tidak terjadi kemungkinan buruk adanya kebocoran data.

Jika melihat banyaknya negara yang sudah bekerja sama dengan satelit internet Starlink dan negara-negaranya aman, seharusnya itu juga yang akan terjadi di Indonesia. Elon Musk sendiri yang merupakan orang asal Afrika dan memiliki kewarganegaraan Afrika belum menyediakan Starlink di sana.

Sebaliknya, justru Amerika dan Kanada yang menjadi dua kewarganegaraan lain dari Elon sudah menggunakan Starlink. Apakah Afrika akan segera menyusul atau tidak, kita lihat kedepannya seperti apa.

Kominfo Berikan Syarat untuk Satelit Internet Starlink

Kecanggihan yang dibuat oleh Elon Musk sudah mulai diadaptasi perlahan oleh Indonesia. Salah satunya yang sekarang jelas terlihat adalah kemunculan mobil listrik. Selain itu orang Indonesia juga banyak yang memiliki akun Twitter atau X yang diakuisisi Elon Musk.

Berkaitan dengan satelit internet Starlink, Indonesia perlu melihat dua hal. Pertama, seberapa aman satelit asal Amerika Serikat ini hadir di Indonesia. Kedua, sejauh mana karya Elon Musk ini dapat mempengaruhi karya anak bangsa yang fungsi dan perannya sama.

Pertimbangan lainnya adalah ketika teknologi komunikasi AS ini diterapkan di Papua, misalnya maka dikhawatirkan dapat mempermudah serangan dari KKB. Dikhawatirkan juga dapat menjadi spionase AS dan membuat perlawanan KKB semakin brutal.

Dirut Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika atau PPI Kemenkominfo, Aju Widya Sari memastikan keamanan tidak hanya ketat terhadap satelit. Bahkan kabel yang terbenam di bawah laut juga telah melalui serangkaian prosedur yang menjamin keamanan data penting.

Ketika sebuah satelit luar negeri ingin terpasang di Indonesia maka harus ada gateway di dalam negeri. Selain itu, mesti terkoneksi dengan NAP Indonesia apabila satelit internet Starlink garapan Elon Musk ingin ekspansi ke Indonesia.