Kenali Penyebab Gempa Bumi Tektonik dan Pengaruhnya

Gempa bumi tektonik merupakan gejala alam yang masih sering terjadi di Indonesia. Bahkan beberapa bulan terakhir masih dirasakan oleh warga Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Dan sering terjadi di daerah sepanjang batas lempeng tektonik.

Gempa adalah getaran yang terjadi dari dalam bumi hingga dapat menyebabkan gerakan tanah dan bangunan di permukaan. Gejala alam ini seringnya tidak terprediksi sebelumnya dan seringkali menyebabkan berbagai kerusakan bahkan korban jiwa.

Dikenal dua tipe yaitu gempa tektonik dan vulkanik. Pada pembahasan kali ini akan diulas mengenai gempa tektonik, penyebab serta pengaruhnya terhadap lingkungan.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Tektonik

Gempa tektonik terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik di dalam perut bumi. Ketika lempeng ini bertabrakan satu sama lain, tekanan dan tarikannya menyebabkan getaran atau guncangan hebat.

Getaran dapat terjadi di darat atau laut, serta berpotensi menyebabkan kerusakan jika terjadinya dekat dengan permukaan bumi. Kejadian di darat dengan magnitude besar dan frekuensi tinggi bisa menyebabkan kerusakan bangunan dan longsor.

Sementara jika fenomena gempa berkekuatan tinggi terjadi di dasar laut bisa berpotensi Tsunami atau gelombang tinggi air laut. Fenomena ini biasa terjadi di daerah subduction zone. Yaitu daerah di mana salah satu lempeng terangkat atau tertarik ke bawah lempeng lainnya.

Subduction zone biasanya merupakan area dengan topografi gunung berapi atau sepanjang garis sesar aktif. Selain menyebabkan gempa bumi tektonik, pergeseran atau gerakan lempeng ini dapat membentuk gunung berapi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki aktivitas gempa tektonik dan gunung berapi tinggi. Disebut juga dengan wilayah Ring of Fire. Hal ini disebabkan karena Indonesia terletak di antara lempeng Eurasia, Australia, dan Pacific.

Karena posisinya yang berada pada ring of fire tersebut maka Indonesia sering terkena gempa bumi tektonik. Beberapa diantaranya terjadi pada sepanjang garis sesar Sumatera, Bali dan Sulawesi.

Salah satu yang terbesar adalah pada tahun 2004 di Sumatera. Getarannya pada waktu itu tercatat mencapai 9,1 magnitudo hingga menyebabkan Tsunami. Kemudian pada tahun 2018, terjadi juga di wilayah Bali dengan magnitude mencapai 7,0.

Pengaruh Gempa Bumi Tektonik terhadap Lingkungan

Gempa bumi ini berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Pada taraf yang sangat kuat bisa berakibat kerusakan alam, kerugian material dan korban jiwa. Berikut beberapa hal yang terjadi akibat gempa.

1. Gelombang Tinggi Air Laut

Gempa bumi yang terjadi di Sumatera, spesifiknya Aceh pada tahun 2004 menyebabkan Tsunami atau gelombang tinggi. Dampaknya sampai ke daratan yaitu banjir dari air laut yang merusak bangunan rumah, sekolah dan gedung lainnya.

Tsunami yang terjadi juga menyebabkan perubahan pada daerah pantai dan dasar laut. Tidak jarang, akibat peristiwa tektonik ini juga berakibat pada kerusakan terumbu karang dan perubahan ekosistem.

2. Tanah Longsor

Rawan terjadi di wilayah perbukitan atau pegunungan. Kondisi tanah yang miring kemudian terjadi getaran dalam intensitas tinggi, menyebabkan kekuatan tanah goyah akibat retakan. Apalagi jika penahanan tidak ada misalnya pondasi berupa akar tanaman tinggi.

Pengaruh gempa bumi tektonik ini merupakan peristiwa perpindahan massa tanah dengan volume lebih besar. Bisa diiringi dengan perpindahan batuan atau pohon sekitarnya. Bahkan jika ada bangunan, bisa juga berpindah bangunan tersebut.

3. Kerusakan Bangunan

Gempa Lombok pada tahun 2018 menyebabkan banyak bangunan runtuh dan tanah longsor. Goncangan hebat menyebabkan bangunan retak kemudian rusak, sementara bangunan tua langsung roboh.

4. Perubahan Struktur Bumi

Struktur permukaan bumi juga berpotensi mengalami perubahan akibat terjadinya guncangan atau getaran. Getaran menyebabkan pergeseran permukaan, hingga paling ekstrim adalah mengakibatkan terbentuknya gunung berapi.

Adanya getaran dalam kekuatan besar, juga berakibat pada aktivitas gunung berapi lama. Gunung yang semula tenang, bisa kembali memuntahkan lahar panas akibat dari goncangan lempeng tektonik.

5. Erosi

Getaran yang kerap terjadi di sepanjang lempeng tektonik dan dekat permukaan tanah berpotensi menyebabkan erosi atau pengikisan. Baik karena tersapu banjir secara terus-menerus maupun longsor.

Fenomena alam satu ini lebih banyak menyebabkan bencana dibanding hal-hal konstruktif. Yang bisa dilakukan adalah mengupayakan kemampuan mitigasi bencana, mengingat Indonesia tidak luput dari kemungkinan terjadinya gempa bumi tektonik.