Perlu kamu tahu bahwa kelainan pada sistem gerak wajib untuk diwaspadai. Tidak peduli apakah kamu masih berusia muda maupun sudah cukup tua, penting untuk tahu tentang kelainan atau gangguan pada sistem gerak.
Sistem gerak sendiri merupakan bagian tubuh yang punya peran penting dalam menghasilkan gerakan tubuh. Misalnya saja berjalan, berlari, tersenyum, menulis maupun lainnya.
Oleh karenanya, ketika terjadi gangguan pada sistem gerak akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bahkan, mungkin saja menurunkan kualitas hidup. Jadi, mari simak apa saja bentuk kelainannya dalam artikel ini.
Apa Saja Kelainan pada Sistem Gerak?
Kelainan yang menimpa sistem gerak mungkin saja terjadi sebab adanya kerusakan maupun gangguan di bagian organ tertentu. Lalu, apa saja jenis kelainannya?
1. Penyakit Parkinson
Salah satu jenis kelainan pada sistem gerak ialah penyakit parkinson yang tergolong penyakit neurodegeneratif atau penurunan fungsi saraf disebabkan penuaan secara alami.
Penyakit parkinson bisa mengganggu kemampuan tubuh ketika hendak mengontrol keseimbangan. Termasuk mengganggu gerakan tubuh. Penyakit parkinson memungkinkan penderitanya mengalami tremor, kaku otot hingga bradikinesia.
Sebenarnya penyakit parkinson belum bisa disembuhkan sampai tuntas. Akan tetapi, sudah banyak cara untuk meringankan gejalanya. Misalnya melalui obat-obatan, fisioterapi, psikoterapi sampai tindakan operasi.
Meskipun sekarang ini belum bisa disembuhkan, penderita tidak perlu merasa putus asa. Adanya beragam cara untuk meringankan gejalanya akan membantu meningkatkan kualitas hidup.
2. Distonia
Distonia termasuk kelainan pada sistem gerak yang menjadikan otot bergerak sendiri tanpa disadari penderitanya. Distonia mungkin saja terjadi ketika ada gangguan di bagian otak yang tugasnya mengendalikan kecepatan dan koordinasi gerakan tubuh.
Terdapat sejumlah gejala umum distonia, yakni kedutan, tremor, kram otot dan lainnya. Gejala dari distonia tentu akan terasa mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Ataksia
Ataksia mungkin terjadi ketika ada kerusakan di bagian otak kecil atau cerebellum dan saraf tulang belakang sehingga mempengaruhi koordinasi otot, keseimbangan tubuh maupun gerak tubuh.
Ada banyak gejala yang menandai ataksia, yakni koordinasi tubuh buruk, cara bicara berubah dan langkah kaki kurang stabil. Termasuk kesulitan ketika melakukan aktivitas sederhana misalnya menulis atau mengancingkan baju.
Selain itu, ataksia juga bisa terjadi karena beragam faktor. Misalnya kurangnya vitamin E, terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol, menggunakan NAPZA secara sembarangan, infeksi bakteri atau virus di otak dan lainnya.
4. Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis ialah salah satu kelainan pada sistem gerak yang berupa lemahnya otot pada badan. Umumnya terjadi sebab adanya gangguan komunikasi antara saraf dengan otot.
Ada gejala umum dari kelainan ini, yakni gangguan penglihatan, ptosis (turunnya kelopak mata), penurunan ekspresi wajah, cadel hingga sulit untuk mengunyah.
Hal utama yang menjadi penyebab kelainan ini ialah gangguan autoimun. Yakni tatkala sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang justru menyerang jaringan maupun sel sehat pada badan.
Belum ditemukan mengapa bisa terjadi keadaan sistem imun tubuh yang justru menyerang sel atau jaringan sehat. Akan tetapi, ada dugaan gangguan di bagian kelenjar timus yang menyebabkan myasthenia gravis.
5. Kelainan Tulang Belakang
Kelainan tulang belakang termasuk jenis kelainan pada sistem gerak yang sangat umum terjadi. Gangguan ini menyebabkan penderitanya punya postur tubuh tidak normal. Jadi, akan mempengaruhi kemampuan bergerak maupun koordinasi tubuh.
Ada tiga macam kelainan tulang belakang yang sangat sering menyerang, yakni kifosis, skoliosis dan lordosis. Ini dia penjelasan untuk masing-masing gangguan tersebut.
- Kifosis
Kifosis ialah kelainan tulang belakang yang menjadikan penderitanya punya postur tubuh bengkok ke belakang. Postur badan normal tentu tampak tegap. - Skoliosis
Skoliosis termasuk gangguan tulang yang cukup unik. Karena, membuat bentuk punggung melengkung mirip dengan huruf S atau C. - Lordosis
Terakhir ada lordosis yang terjadi sebab tulang punggung bagian bawah atau lumbar melengkung ke dalam terlalu banyak.
6. Osteoporosis
Kelainan pada sistem gerak yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia ialah osteoporosis. Osteoporosis terjadi sebab adanya pengeroposan tulang pada tubuh. Pengeroposan mungkin terjadi ketika kepadatan tulang menurun.
Osteoporosis jarang disadari karena tidak ada gejala awal. Biasanya seseorang tahu punya osteoporosis ketika sudah mengalami patah tulang.
Fungsi sistem gerak ialah membantu bergerak, menopang berat tubuh, mendukung bentuk postur tubuh termasuk memelihara stabilitas pergerakan tubuh. Namun, fungsi tersebut akan terhambat ketika mengalami kelainan pada sistem gerak di atas.