Efek Negatif Polusi Udara Hingga Sebabkan Ganggu Kualitas Tidur

Efek negatif polusi udara bagi manusia sangat banyak, mulai dari gangguan pernapasan seperti asma, ISPA, hingga menyebabkan kanker paru-paru. Bahkan saat ini dampak pencemaran udara yang berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok, dan lainnya, juga ganggu kualitas tidur.

Ketidaknyamanan saat beristirahat maupun tidur bisa disebabkan kadar oksigen yang tidak mencukupi akibat pencemaran. Padahal tidur merupakan bentuk istirahat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Penyebab Tidur Tidak Berkualitas, Salah Satunya Polusi Udara

Mendapatkan tidur berkualitas sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh, bukan hanya fisik tapi juga mental. Ketika seseorang kurang tidur, konsentrasi akan mudah terganggu dan tubuh mudah merasa lelah. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang kurang tidur atau kualitas tidurnya kurang baik, yaitu:

1. Stress atau Gangguan Kecemasan

Seseorang yang mengalami stress serta gangguan kecemasan akan sulit tidur. Meskipun bisa tidur akan gelisah, bahkan mengalami mimpi buruk. Seringkali durasi tidurnya juga lebih pendek.

Hal ini tentu saja akan memberikan efek negatif bagi tubuh yang membuat tidak bisa beraktivitas dengan baik. Tingkat stress yang tinggi bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti tekanan, permasalahan, maupun berbagai sebab lainnya.

Selain itu, trauma juga dapat menjadi salah satu penyebab gangguan kecemasan sehingga membuat penderitanya tidak dapat beristirahat dengan baik.

2. Efek Negatif Polusi Udara

Ternyata polusi udara juga memiliki dampak negatif terhadap kualitas tidur. Udara kotor membuat tubuh kekurangan oksigen sehingga saat tidur timbul rasa tidak nyaman, bahkan sesak napas.

Jika hal ini terjadi, maka akan sulit untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini akan memicu banyak efek negatif lainnya sehingga berbahaya bagi tubuh. Orang-orang yang berada di wilayah dengan polusi tinggi banyak mengalami kurang tidur dan istirahat.

Wilayah dengan pencemaran tinggi memiliki tingkat oksigen lebih rendah sehingga menimbulkan sesak napas. Inilah alasan mengapa orang-orang di daerah tinggi pencemaran akan sulit beristirahat dengan baik.

3. Insomnia dan Berbagai Masalah Kesehatan Lainnya

Bukan hanya efek negatif polusi udara yang mengganggu kualitas istirahat di malam hari, tapi berbagai masalah kesehatan juga memengaruhi. MIsalnya, penderita insomnia, maka akan kesulitan tidur di malam hari.

Selain itu sindrom kaki gelisah dan sleep apnea juga menjadi masalah yang membuat seseorang tidak bisa beristirahat dengan baik di malam hari. Jika masalah kesehatan ini ditambah polusi udara tinggi, maka penderitanya akan makin kesusahan beristirahat.

Bahkan sangat besar kemungkinan, penyakit yang diderita akan semakin parah dan memberikan efek negatif bertumpuk pada tubuh.

Kaitan Efek Negatif Polusi Udara dengan Kualitas Tidur

Dilansir dari Live Science, para peneliti menemukan bahwa polusi udara di sekitar kamu dapat memengaruhi kualitas tidur. Menurut para peneliti, orang-orang yang tinggal di wilayah dengan tingkat pencemaran tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami kurang tidur.

Padahal istirahat sangatlah diperlukan oleh orang-orang yang tinggal di wilayah seperti ini. Umumnya wilayah perkotaan sibuk lebih rentan mengalami masalah polusi, karena banyaknya kendaraan, pabrik, dan jumlah perokok tinggi.

Apa dampak dari kualitas istirahat malam yang rendah? Tentu saja, produktivitas sumber daya manusia akan menurun. Kinerja seorang pekerja akan terpengaruh, seperti mudah lelah dan kurang berkonsentrasi sehingga cenderung melakukan kesalahan.

Efek negatif polusi udara sehingga menyebabkan istirahat tidak berkualitas juga menurunkan mood sehingga bekerja tidak lagi dilakukan dengan baik. Bahkan dapat memicu seseorang sehingga menjadi lebih emosian.

Udara panas dan kekurangan oksigen memang dapat memicu emosi seseorang menjadi mudah naik. Akibatnya, perselisihan di tempat kerja mungkin akan terjadi, baik ke sesama rekan maupun dengan konsumen.

Efek negatif polusi udara lainnya adalah meningkatkan risiko kecelakaan kendaraan, terutama jika berangkat dan pulang kerja menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, efek jangka panjang dari kehilangan waktu istirahat akibat polusi ini dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan kanker.

Penelitian yang dijalankan oleh MESA (Studi Multi-Etnis Ateroklerosis) dengan 1800 peserta di rentang usia hingga 68 tahun, memperlihatkan hasil berupa orang yang tidurnya terpapar polusi udara cenderung tidak dapat tidur dengan baik.

Efek polusi udara membuat orang tidak bisa beristirahat dengan baik. Orang-orang yang tinggal di lokasi pencemaran tinggi, memiliki risiko 60% lebih tinggi kesulitan beristirahat dibandingkan di lokasi pencemaran rendah.

Pencemaran yang terjadi bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya asap kendaraan, asap pabrik, hingga asap rokok. Jika terjadi dalam jumlah besar, maka efek negatif polusi udara akan semakin banyak, salah satunya menjadi penyebab turunnya kualitas tidur seseorang.