Ternyata Ini 5 Aliran Ilmu Epistemologi dalam Filsafat

Dalam mempelajari filsafat, tentu tidak lepas dari berbagai aliran ilmu epistemologi yang digunakan untuk memperdalam sebuah pemahaman. Epistemologi sendiri adalah sebuah ilmu yang membahas tentang gagasan untuk mendapatkan sebuah ide dan ilmu sendiri.

Oleh karena itu dalam mencetuskan sebuah ilmu baru, seseorang harus memperdalam epistemologi. Epistemologi sendiri terkadang disebut sebagai metode untuk mendapatkan ilmu. Sedangkan hal – hal yang akan dibahas di dalamnya adalah origin, appearance dan verification.

Origin adalah sumber pengetahuan, setiap ilmu pasti memiliki dasar dan sumbernya masing – masing. Appearance merupakan pembelajaran karakteristik semua pengetahuan. Sedangkan verification adalah metode untuk membuktikan apakah pengetahuan memiliki kebenaran.

Dengan berbagai objek kajian tersebut, epistemologi menjadi pengetahuan yang tepat untuk membuktikan pengetahuan lain. Meskipun begitu masih ada beberapa aliran di dalamnya yang masih digunakan dalam mempelajari filsafat hingga saat ini.

Aliran Ilmu Epistemologi dalam Filsafat

Hampir di setiap pengetahuan, pasti ada alirannya masing – masing. Aliran dalam pengetahuan berasal dari sudut pandang setiap orang dalam memandang sebuah pengetahuan, begitu juga dengan aliran dalam epistemologi.

1. Rasionalisme

Aliran ilmu epistemologi paling dikenal adalah rasionalisme. Hal ini pertama kali dicetuskan oleh salah satu filsuf ternama yaitu Rene Decartes. Rasionalisme mengatakan bahwa sumber pengetahuan paling masuk akal dan dapat diuji kebenarannya adalah akal pikiran manusia.

Dalam mencetuskan sebuah pengetahuan, tentu saja seseorang akan berpikir terlebih dulu. Itu sebabnya semua hal yang dipikirkan dengan logis dapat menjadi sebuah pengetahuan yang rasional atau masuk akal. Pemikiran ini dipercayai oleh semua orang dapat ilmu filsafat.

Salah satu contoh rasionalisme adalah perjalanan manusia menemukan sains atau pengetahuan yang sudah pasti. Dengan pemikiran logis atau masuk akal, manusia dapat menemukan kebenaran dengan metode deduktif.

2. Empirisme

Juga terdapat aliran ilmu epistemologi yaitu empirisme. Empirisme menjelaskan bahwa segala pengetahuan bersifat pasti dan bermanfaat. Selain itu pengetahuan hanya bisa didapatkan melalui indra atau secara empiri. Itu sebabnya pemahaman ini kemudian disebut empiris.

Namun indra dalam hal ini tidak hanya indra yang bisa melihat dengan jelas. Kamu pasti memahami bahwa dalam mempelajari sesuatu, seseorang harus bisa melihat objek yang dipelajari agar lebih memahaminya.

Tetapi selain indra penglihatan, manusia harus belajar dengan indra perasa. Indra perasa meliputi peraba untuk merasakan objek secara nyata, kemudian juga terdapat indra perasa dari batin, yaitu mempelajari suatu pengetahuan dengan cara merasakannya.

3. Kritisisme

Pada abad ke 18 juga telah dicetuskan salah satu aliran ilmu epistemologi yaitu kritisime. Aliran ini membahas tentang bagaimana cara manusia mendapat pengetahuan dengan berpikir keras atau kritis. Kritis juga dapat diartikan sebagai cara manusia melakukan penyelidikan.

Kritisisme membuat seseorang berpikir keras dengan nilai rasionalisme tertinggi. Tetapi tetap tidak menyalahi berbagai persoalan yang berada di luar akal manusia. Hal ini karena kritisime tetap menghormati berbagai cabang pengetahuan tentang filsafat.

Dengan kritisisme, kamu dapat mengetahui bahwa akal pikiran manusia memiliki batas. Batasan ini yang kemudian membuat manusia memiliki kepercayaan bahkan terhadap sesuatu yang tidak dapat dilihat secara nyata.

4. Fenomenologi

Fenomenologi merupakan salah satu aliran ilmu epistemologi yang membahas tentang semua objek pengetahuan memiliki tanda – tanda. Setiap kali seseorang meneliti pengetahuan, mereka akan mendapat pertanda terlebih dulu, yaitu melalui sebuah kejadian yang membuat berpikir.

Contohnya ketika Isaac Newton mencetuskan gaya gravitasi. Tokoh ini melihat kejadian apel jatuh ke tanah terlebih dulu. Kemudian kejadian tersebut membuatnya berpikir mengapa apel tersebut bisa jatuh ke tanah.

Ketika kamu melakukan penelitian, tentu saja penelitian tersebut akan diawali dengan melihat adanya fenomena. Dari fenomena atau kejadian tertentu, akhirnya muncul gagasan baik untuk mengatasi fenomena, menjawab fenomena atau menjelaskan fenomena dengan lebih baik.

5. Positivisme

Aliran berikutnya adalah positivisme, yaitu ketika seseorang mendapat pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialaminya. Ada banyak contoh positivisme, salah satunya adalah pelajaran – pelajaran hidup.

Dalam mempelajari ilmu ini, tentu saja kamu bisa menggunakan semua aliran agar mendapat pemahaman yang lebih baik lagi. Berbagai aliran ilmu epistemologi tersebut masih menjadi pedoman dalam memahami metode untuk mendapatkan ilmu.