Alasan Kenapa Matahari Berwarna Oranye yang Seharusnya Putih

Pertanyaan mengenai kenapa matahari berwarna oranye banyak dikemukakan banyak orang. Hal ini mengingat bagaimana warnanya yang sering berubah. Tidak heran sering muncul kecurigaan apakah warna oranye atau jingga itu nyata.

Matahari sebenarnya dapat bersinar dengan sangat terang dan berbahaya untuk melihatnya langsung. Tentunya begitu panas sehingga memunculkan cahaya yang besar. Warna yang dihasilkan sebenarnya tergantung dengan level panasnya.

Apalagi matahari termasuk bintang dan bukan satu-satunya di dunia. Melainkan terdapat banyak jenis lainnya yang tingkat panasnya berlainan. Untuk tipe yang sinarnya putih ternyata lebih panas dari jingga.

Meski begitu kenapa matahari berwarna oranye ternyata dapat dijawab dengan mudah. Mungkin bagi banyak orang mengira matahari umumnya adalah jingga. Tentu sebenarnya putih dan dilengkapi dengan sedikit kekuningan di dalamnya.

Bagian oranye, kekuningan maupun seringkali sedikit kemerahan ternyata bukan warna utamanya. Penting mengingat jika bintang dengan warna putih bukan kategori terpanas. Melainkan masih banyak jenis lainnya yang lebih panas.

Jawaban Kenapa Matahari Berwarna Oranye atau
Jingga

Apabila melihat foto matahari, tentu warnanya oranye atau cenderung jingga. Hal ini seringkali disebabkan oleh filter khusus yang digunakan saat mengambil gambar. Apalagi memancarkan banyak cahaya sehingga detailnya tidak jelas.

Tentu kenapa matahari berwarna oranye dapat terjawab apabila melihat lebih detail. Terutama bagian permukaannya dengan mengurangi kecerahannya. Filter yang dikurangi tentu membantu melihat warna sesungguhnya yaitu putih.

Saat terbit maupun terbenam semakin kelihatan ciri khas jingganya. Hal ini wajar disebabkan oleh waktu tersebut mengeluarkan cahaya jauh lebih besar. Artinya atmosfer bumi mendapatkan cahaya yang lebih terlihat jingganya.

Pada kondisi tersebut debu maupun benda dalam atmosfer menyebabkan cahayanya tersebar. Selanjutnya akan berubah sehingga tidak kelihatan menjadi biru. Melainkan warna yang keluar kemudian adalah jingga sedikit kemerahan.

Jika mempelajari tentang kode aneka bintang tentu bisa memahaminya lebih lanjut. Terutama berkaitan dengan penggunaan huruf saat memilih berbagai jenis bintang. Para astronom melakukannya sehingga penamaannya jauh lebih baik.

Untuk mempelajari kenapa matahari berwarna oranye maupun jenis lain menggunakan sistem penamaan. Fungsinya membedakan mana yang panas dan dingin. Umumnya memakai bunyi O, B, A, F, G, K atau M.

Dalam beberapa versi bahkan dilengkapi lebih banyak huruf pada bagian akhirnya. Untuk jenis O tentunya bintang raksasa biru. Sementara itu kalau matahari adalah bintang G sehingga bukan menjadi jenis terpanas.

Untuk huruf yang terdapat dalam penamaan mungkin seringkali sulit mengingat. Inilah alasan astronom mencari trik baru untuk menghafal dengan teknik menemonik. Tidak lain menganggap huruf tersebut sebagai perwakilan katanya.

Faktanya Warna Bintang Terpanas Adalah Biru

Walaupun telah mengetahui kenapa matahari berwarna oranye, faktanya bukan menjadi bintang paling panas. Terutama karena bintang dengan suhu terpanas yakni cahayanya biru. Bahkan seringkali disebut juga sebagai raksasa biru.

Tentu wajar panas terutama karena ukurannya jauh lebih besar. Terbukti bintang dengan cahaya biru ini 80 kali besarnya dibandingan matahari bumi. Pastinya begitu megah tapi hidup maupun matinya terbilang cepat.

Hal ini wajar mengingat panas maupun besarnya bintang satu ini. Artinya bahan bakarnya cepat habis sehingga tidak bertahan seperti matahari. Mungkin hanya beberapa juta tahun kemudian akan kehabisan bahan bakar.

Jika melihat jutaan tahun mungkin tidak terdengar seperti waktu sedikit. Tapi apabila membandingkan dengan matahari tentu tidak ada apa-apanya. Apalagi saat ini usianya masih satu juta sehingga terbilang usia muda.

Saat mempelajari kenapa matahari berwarna oranye keluar fakta sekarang berumur 5 miliar tahun. Bahkan kemungkinan dapat bertahan 10 miliar lagi setelahnya. Artinya sudah separuh baya atau dikatakan memasuki masa tua.

Pada dasarnya terdapat berbagai macam cahaya dalam bintang dengan ukuran besar. Tentunya yang terpanas adalah bintang raksasa biru. Kemudian diikuti oleh bintang putih yang tingkat suhu panasnya juga terbilang besar.

Sementara itu kalau bintang jingga tergolong yang tidak terlalu panas. Sebenarnya ada juga jenis bintang merah yang suhunya lebih rendah. Berbagai bintang tersebut ukurannya hanya setengah atau seperempat matahari saja.

Walaupun terbilang masih panas, tapi bintang selain raksasa biru tetap saja suhunya tinggi. Artinya tidak semudah itu untuk mengunjunginya. Jadi, terjawab sudah kenapa matahari berwarna oranye yang sebenarnya adalah putih.