Ketika berbicara tentang sumber daya mineral pertambangan, tidak sedikit orang awam langsung berpikir masalah eksploitasi. Perlu diakui bahwa eksploitasi dalam dunia pertambangan masih terjadi meskipun regulasi sudah diperbaiki.
Sebagai masyarakat yang bijak tentu Kamu perlu tahu bagaimana sebenarnya proses pencarian material tambang ketika dilakukan sesuai regulasi. Disini Kami sudah merangkum prosesnya menggunakan bahasa sederhana.
Sehingga masyarakat awam dapat lebih tahu bagaimana sebenarnya prosedur pengambilannya. Mulai dari tahap pemetaan sampai dengan pengeboran untuk mengidentifikasi potensi tambangnya.
Jadi ketika ada aktivitas tambang, Kamu tidak langsung menjustifikasi sebagai kegiatan eksploitasi. Selalu ada prosedur dan regulasi yang perlu dipatuhi perusahaan tambang jika ingin beraktivitas secara legal.
Cara Mencari Sumber daya Mineral Pertambangan Indonesia
Ternyata tahapan untuk mencari material tambang harus melewati proses penelitian terlebih dulu. Pahami seperti apa tahapannya agar sebagai masyarakat awam, Kamu tahu fakta lapangannya.
1. Pemetaan geologi
Langkah awal dalam pencarian sumber daya mineral pertambangan adalah pemetaan geologi. Peneliti akan memeriksa lanskap, batuan, sampai formasi geologis untuk mengidentifikasi daerah potensi pertambangan.
Fungsinya untuk mengetahui apakah nantinya daerah tersebut mengandung mineral berharga untuk ditambang atau tidak. Kemudian memprediksi bagaimana kuantitasnya apakah layak ditambang atau harus memilih tempat lain.
Pemetaan akan dilakukan dengan berbagai pendekatan mulai dari darat, udara (drone), dan juga satelit. Sehingga detail geologis daerahnya dapat diketahui guna memprediksi potensi tambangnya nanti.
2. Pengukuran geokimia
Kemudian dalam mencari sumber daya mineral peneliti akan melakukan pengukuran geokimia. Proses ini meliputi pengambilan sampel tanah, batuan, atau air untuk mengukur kandungan mineralnya sekaligus unsur kimia di lingkungan geologi tersebut.
Apabila ternyata ada beberapa senyawa dengan kandungan tinggi sesuai target penambang, prosesnya dapat dilanjutkan. Ketika senyawa kimia dari material dibutuhkan kurang banyak maka biasanya langsung pindah lokasi lain.
Proses pengukuran geokimia ini menjadi salah satu tolak ukur apakah sebuah lokasi potensial dijadikan tambang atau tidak. Meskipun semua tanah berpotensi menjadi tambang namun kuantitas material targetnya jelas tidak sama.
3. Pemetaan geofisika
Setelah itu peneliti akan melakukan pemetaan geofisika untuk mencari sumber daya mineral pertambangan yang diinginkan. Proses pemetaan geofisika meliputi pengukuran berbagai parameter fisika di permukaan bumi.
Medan magnet, medan listrik, sampai aktivitas seismik menjadi patokan penting guna mengidentifikasi anomali. Sehingga peneliti mampu mengestimasi risiko apa saja ketika daerah tersebut dijadikan lahan tambang.
Kamu perlu tahu bahwa analisis anomali tanah itu sangat penting dalam pembukaan sebuah tambang. Sedikit saja terjadi kesalahan kalkulasi anomali maka keselamatan tim penambang bisa jadi taruhannya.
4. Pemodelan dan analisis geospasial
Pemodelan dan analisis geospasial dilakukan bukan semata hanya untuk mencari sumber daya mineral pertambangan. Namun pengumpulan data dari berbagai sumber ini berguna untuk membuat sebuah model 3D terkait kompleks pertambangannya nanti.
Jadi berbagai tindakan mitigasi bencana dan juga anomali dapat disimulasikan menggunakan pemodelan tersebut. Ini jelas mampu mengurangi angka mortalitas bagi para pekerja di dunia pertambangan.
5. Penyelidikan lapangan
Jika semua simulasi dan perhitungan untuk mencari sumber daya mineral sudah dilakukan saatnya melakukan penyelidikan lapangan. Tim geologis akan mengidentifikasi sekaligus mengkonfirmasi potensi lokasinya.
Pengamatan dan juga pengukuran langsung di lapangan berguna untuk memahami lebih lanjut terkait lingkup geologi sekitar. Jadi pada saat proses penambangan nanti berjalan mitigasi risiko sudah dipersiapkan.
Selain untuk aspek keamanan kerja, penyelidikan lapangan ini juga berfungsi untuk sekali lagi mengkonfirmasi potensi lingkup geologi. Apakah ketika lanskap ketika dijadikan lahan tambang bisa menghasilkan keuntungan atau tidak.
6. Pengeboran
Pengeboran merupakan metode paling umum digunakan di Indonesia untuk mengakses sekaligus mengevaluasi deposit mineral. Jadi apa saja kandungan mineral di bawah permukaan tanah dapat diketahui secara akurat menggunakan proses pengeboran.
Pengeboran ini juga berfungsi sebagai pengambilan sampel material yang ada pada lingkup geologi. Sehingga para peneliti dapat melakukan asesmen lebih lanjut sebelum mulai melakukan aktivitas tambang.
Keenam tahapan tersebut selalu menjadi acuan dasar bagi perusahaan eksplorasi dalam meneliti potensi sebuah lokasi. Selain keenam pendekatan dasar ini setiap perusahaan juga pasti menerapkan metode yang lebih spesifik.
Ingat bahwa setiap mineral yang terkandung dalam tanah membutuhkan treatment berbeda dalam penelitiannya. Secara garis besar memang dapat dipukul rata bagaimana pendekatan dasar mencarinya.