Pencemaran lingkungan berdampak besar bagi kehidupan manusia, karakteristik air tercemar menjadi hal penting untuk dikenali agar bisa menakar apakah konsumsi cairan tersebut berbahaya bagi tubuh.
Tingginya pencemaran terutama memberikan efek negatif bagi kesehatan. Salah satu pencemaran yang kini sangat mengkhawatirkan adalah pencemaran air. Apalagi pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, misalnya untuk minum dan mandi.
Iritasi kulit, gangguan pencernaan, serta tertular penyakit menular merupakan beberapa risiko dari mengonsumsi cairan yang tercemar. Risiko ini bisa terjadi pada siapapun dari berbagai kalangan.
Beberapa Karakteristik Air Tercemar
Mungkin kamu menyangka air bersih dan jernih berarti sehat serta dapat dikonsumsi. Padahal tidak selalu seperti itu, bersih dan jernih saja tidaklah cukup untuk menjamin bahwa cairan tersebut tidak tercemar.
Air yang tercemar ditandai adanya zat fisik berlebihan di dalamnya, bisa juga zat kimia maupun biologis sehingga kualitasnya berubah dan dapat membahayakan kesehatan.
Jadi, bukan hanya manusia saja terpengaruh akan hal ini, tapi mahkluk hidup lainnya. Berikut beberapa karakteristik air tercemar yang dikutip dari jurnal Adalah tahun 2020:
1. Warna
Dari segi warna dapat terlihat apakah sumber perairan tercemar. Apabila warna cairan di sumbernya menjadi merah kegelapan, artinya sudah terkena pencemaran besi atau bahan kromium.
Warna kecoklatan didapat dari korosi besi dan merah dari lumpur pengotor. Namun, di daerah tertentu seperti wilayah rawa atau lahan gambut umumnya perairan tidak berwarna jernih karena adanya lumpur sehingga bukan akibat pencemaran.
2. Kekeruhan
Karakteristik air tercemar dapat dilihat dari kekeruhannya. Kekeruhan dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, baik benda padat seperti lumpur atau tanah liat maupun mikroorganisme seperti plankton.
Semakin keruh maka semakin tidak aman untuk dikonsumsi. Untuk kekeruhan yang disebabkan lumpur dan tanah, bisa dilakukan penyaringan sehingga mendapatkan air bersih.
Masyarakat tradisional biasanya meletakkan air dalam wadah kemudian membiarkannya beberapa jam hingga lumpur maupun tanah liat berkumpul di bagian bawah. Akan tetapi, cara ini tidak dapat digunakan apabila kekeruhan terjadi akibat adanya mikroorganisme.
3. Polutan Mineral
Meskipun jernih belum tentu cairan dari perairan dalam kondisi baik untuk dikonsumsi. Karena bisa saja tercemar polutan mineral sehingga mengubah rasa dari cairan tersebut.
Munculnya rasa pahit mengindikasikan bahwa cairan sudah tercemar oleh keberadaan zat berbahaya, misalnya sulfat dan kapur. Salah satu penyebabnya adalah pembuangan limbah kimia ke sungai sehingga mencemarinya.
4. Rasa Seperti Sabun
Karakteristik air tercemar berikutnya adalah apabila rasanya terasa seperti tercampur sabun. Ini diakibatkan oleh cemaran alkali dari bahan pencuci misalnya detergen, sabun mandi, dan lain sebagainya.
Selain itu, jika muncul rasa asin makan kemungkinan kandungan garam tinggi. Biasanya terjadi di muara sungai di perairan payau. Dapat terjadi karena peningkatan pH atau tercampurnya air laut, jika sungai bermuara langsung ke laut.
5. Aroma Tidak Enak
Tanda lain yang dapat langsung dikenali adalah dari aroma. Umumnya, sumur bawah tanah yang sudah tercemar akan menguarkan aroma tidak sedap. Jika cairan sudah mengeluarkan aroma seperti ini, maka tidak layak konsumsi.
Namun, tidak tertutup kemungkinan perairan maupun sungai juga mengalami pencemaran sehingga mengeluarkan aroma tidak sedap. Air yang sehat tidak menguarkan aroma tidak sedap.
Standar Kualitas Air yang Tidak Tercemar
Karakteristik air tercemar akan membuat cairan tidak layak konsumsi sebab akan membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, ada standar untuk menyatakan boleh tidaknya dikonsumsi.
EPA atau Environmental Protection Agency mengatur peraturan hukum standar kualitas layak konsumsi, yaitu harus terjaga dan terlindungi sumbernya agar tetap bersih serta aman.
Ini jadi standar mutu yang diterapkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia standar baku mutu air juga diatur dalam Permenkes RI No. 32 Tahun 2017, yaitu:
- Suhu sebanding dengan suhu udara, toleransi hingga 3 derajat lebih tinggi atau rendah.
- Warna 50 TCU.
- Tingkat kekeruhan 25 NTU.
- Zat padat terlarut total 1000 mg/I.
- Tidak memiliki rasa.
- Tidak berbau.
Wilayah perairan untuk konsumsi harus melalui pengujian klinis apakah bisa menjadi sumber yang aman bagi mahkluk hidup atau tidak. Keenam syarat di atas harus terpenuhi untuk memastikan bahwa kondisinya benar-benar aman untuk dikonsumsi.
Standar resmi tersebut harus terpenuhi sehingga sumber perairan yang digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak benar-benar aman konsumsi.
Ada banyak indikasi yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah sumber perairan tercemar atau tidak. Caranya dengan melihat karakteristik air tercemar melalui warna, kekeruhan, rasa, serta aroma yang dikeluarkan.