Mempelajari apa saja jenis batuan permukaan pada faktanya sangat membosankan apalagi ketika Kamu tidak dapat menemukan contoh konkrit. Namun bagaimana jika ternyata keberadaan contohnya dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Jelas ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu sehingga Kamu jadi semakin semangat dalam mempelajarinya. Ini bisa menjadi salah satu pelecut bagi siapa saja yang ingin mengenali seperti apa dunia geologi.
Kamu bisa menemui langsung seperti apa contohnya, mengamati permukaannya, sampai menganalisis setiap lapisan batuannya. Sehingga pemahaman terkait materi geologi akan semakin mudah dilakukan tanpa adanya rasa bosan.
Belajar geologi itu tidak akan pernah membosankan ketika mulai menutup buku dan terjun langsung ke lapangan. Mari persiapkan dulu pengetahuan tentang jenisnya agar tidak sampai salah dalam mengambil sampel.
Ini Dia 4 Jenis Batuan Permukaan Paling Umum di Indonesia
Mari gali lebih dalam apa saja jenis batuannya sehingga bisa langsung hunting sendiri di sekitar rumah. Siapa tahu Kamu berada di sebuah lanskap yang memiliki banyak potensi batuan unik.
1. Sedimen
Endapan material organik baik padat atau cair dalam waktu lama akan mengalami proses diagenesis. Ini merupakan sebuah proses perubahan fisik dan kimia dalam jangka waktu ribuan sampai jutaan tahun.
Selama panjangnya proses pembentukan jenis batuan permukaan ini bentuknya akan terus bertransformasi. Misalnya jika penyusunnya cari maka partikelnya akan memadat kemudian menjadi keras seperti batu.
Contoh paling mudah ditemui di lingkungan sekitar tentu saja adalah pasir sungai yang terbawa arus. Pasir sungai tersebut adalah hasil dari proses pengendapan atau sedimentasi dalam jangka waktu lama.
Kerikil-kerikil kecil dan lumpur juga termasuk dalam jenisnya sehingga mudah ditemui di lingkungan sehari-hari. Apabila Kamu main ke sungai jelas sangat mudah menemukan berbagai contoh tersebut.
2. Sedimen terkonsolidasi
Jenis ini sebenarnya memiliki proses awal yang sama yaitu proses sedimentasi dalam jangka waktu panjang. Namun ada perbedaan dengan sedimen biasa yaitu terjadinya proses kompaksi atau pergantian pori.
Ketika sudah mengalami pergantian pori dengan bahan padat jenis batuan permukaan tersebut nanti bentuknya juga berbeda. Misalnya ketika mengamati batuan gamping tersedimentasi sebagai contohnya.
Bagian dalam batu yang sudah mengalami kompaksi akan jauh lebih keras dibandingkan sedimen biasa. Sehingga ketika dibenturkan antara sedimen biasa dan kompaksi maka yang bertahan adalah jenis kompaksi.
3. Vulkanik
Di negara ring of fire seperti Indonesia jenis batuan permukaan yang sangat umum ditemui adalah vulkanik. Seperti namanya batu tersebut terbentuk dari proses vulkanis lava yang mengalami piroklastik.
Debu dan fragmen batuan yang dilemparkan selama proses letusan berapi atau piroklastik akan mengeras setelah mencapai permukaan bumi. Contoh paling mudah ditemui adalah basalt yang sering ditemukan di lereng-lereng gunung berapi.
Apabila Kamu hobi hiking, lereng-lereng gunung seperti merapi akan jadi tempat pencarian basalt paling mudah. Selain di sekitar gunung batuan ini bentuknya juga bisa menyerupai debu vulkanik dan dapat tertiup sampai atap pemukiman warga.
Terbawanya abu vulkanis tersebut pernah terjadi di daerah banyuwangi pada saat gunung raung mengalami erupsi. Banyak debu vulkanis terbawa angin dan dapat ditemui berjatuhan seperti salju namun warnanya hitam.
4. Karang
Ini adalah salah satu jenis batuan permukaan yang terbentuk dari pengerasan bahan organik di dalam tanah. Bahan organik tersebut mengalami proses pengerasan dan menghasilkan kerangka kalsium karbonat.
Paling mudah ditemukan tentu saja di pantai-pantai karena koral bisa saja mati kemudian terbawa arus laut. Namun selain koral ada juga bentukan karang dari bawah tanah misalnya ketika Kamu menggali sumur.
Biasanya karang tersebut terbentuk akibat mengendapnya bahan organik seperti pohon tumbang selama ratusan tahun. Di sungai yang telah mengalami abrasi Kamu juga semakin mudah menemukan karang di bagian dasarnya.
Berbagai jenis batuan permukaan tadi tentu saja sangat mudah ditemui bahkan di sekitar kota besar. Sebagai negara yang berada di ring of fire tidak terlalu sulit mencari contoh batuan unik untuk kebutuhan penelitian.
Salah satu perbedaan antara batuan dalam dan permukaan adalah tingkat kekerasan intinya. Jika menggunakan alat sederhana masih bisa membelahnya maka kemungkinan besar batunya masuk dalam kategori permukaan.
Namun ketika membelahnya sudah menggunakan alat berat atau power tools bisa jadi itu sudah masuk dalam kategori sedimen dalam. Cukup mudah ternyata memahami materi geologi ini ketika dikemas secara ringan.
Selain untuk kebutuhan hobi, memahami karakteristik geologi dapat bermanfaat dalam hal perencanaan pengolahan tanah. Jika Kamu terjun di dunia pertanian, wajib mengetahui jenis batuan permukaan agar tahu bagaimana potensi lanskapnya.