Sebagai buddhis yang taat, kamu harus memahami kebenaran mulia Buddha dengan benar. Namun tidak banyak buddhis yang mempelajari agamanya secara mendalam, sehingga mayoritas orang hanya mengetahui bagaimana cara beribadah dan etika dasar dalam menjalankan hidup.
Padahal jika kamu mempelajarinya dengan benar, kamu akan menemukan fakta bahwa menjalani hidup semasa di dunia pasti menemukan kesulitan atau penderitaan. Namun ada masa di mana penderitaan dalam hidup tersebut teratasi sehingga buddhis menjadi orang bebas.
Memang dalam agama Buddha akan diajarkan bagaimana caranya menghadapi penderitaan. Hal ini karena kehidupan pasti tidak lepas dari penderitaan. Semua hal tentang menderitanya manusia dan masa bahagia dijelaskan pada 4 kebenaran mulia Buddha yang menjadi dasar.
Manfaat utama mempelajari dasar filsafat dalam agama Buddha ini adalah memahami bahwa hidup di dunia pasti memiliki kesulitan dan kebahagiaan. Dengan pemahaman dasar tersebut, kamu bisa menjalani hidup dengan lapang dada dan bisa menerima kenyataan.
4 Kebenaran Mulia Buddha dalam Filsafat
Kebenaran mulia dalam ajaran Buddha merupakan 4 ilmu dasar yang harus dipahami dengan baik dan benar oleh Buddhis. Kebenaran tersebut dapat menjadi pembuka pikiran dan membuat manusia semakin memikirkan agama dari sisi filsafat. Berikut adalah 4 pernyataan kebenaran itu.
1. Dukkha
Dukkha merupakan pemahaman tentang kebenaran mulia Buddha yang pertama. Dukkha artinya derita, yaitu pemahaman bahwa semua manusia pasti akan mengalami penderitaan di dalam hidupnya. Dukkha atau derita ini telah dijelaskan dalam dhammacakkappavattana suta.
Dukkha memiliki 5 tahapan aspek dalam kehidupan manusia, yaitu masa lahir sampai meninggal, rasa sedih dan putus asa, bersatu dengan sesuatu yang tidak dicintai, berpisah dengan yang dicintai, dan tidak bisa mendapat yang diinginkan. Semua ini pasti terjadi dalam kehidupan.
Dengan mempelajari dukkha, buddhis pasti bisa memahami bahwa semua kemalangan atau derita dalam hidupnya adalah sesuatu yang wajar terjadi. Sebab dukkha atau penderitaan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, serta selalu melekat menjadi bagian diri.
2. Samudaya
Kebenaran mulia Buddha kedua adalah samudaya atau dapat diartikan sebab. Kebanyakan buddhis juga menyebut samudaya dengan asal muasal penderitaan. Dengan kata lain, semua penderitaan sebenarnya memiliki penyebab, meskipun sudah menjadi bagian dari hidup.
Contoh Samudaya adalah manusia lahir ke dunia disebabkan oleh keinginan hidup. Sehingga dalam hidup tersebut terdapat beberapa derita yang akan dirasakan oleh manusia. Sumber atau sebab lain menderitanya seseorang adalah adanya hawa nafsu.
Hawa nafsu dalam filsafat Buddha sendiri dibagi menjadi 3, yaitu keserakahan, kebencian dan kebodohan. Itu sebabnya semua orang diajarkan untuk tidak serakah dalam harta, berusaha menghilangkan kebencian pada orang lain, serta selalu cerdas dalam mengambil keputusan.
3. Nirodha
Nirodha adalah kebenaran mulia Buddha ketiga dan memiliki kaitan dengan dukkha. Sebab nirodha adalah cara untuk menghentikan derita manusia. Menurut ajaran Buddha, salah satu cara menghentikan penderitaan adalah dengan menghentikan sebab asal penderitaannya.
Teorinya adalah jika tidak ada penyebab atau sumber sebab, maka dukkha tidak akan terjadi dalam hidup manusia. Dengan menjalankan nirodha secara sabar dan berpasrah, seseorang dapat membebaskan diri dari dukkha, kemudian bisa menuju ketenangan abadi atau nirvana.
Contoh Nirodha adalah berusaha keras menghentikan nafsu keserakahan, sehingga buddhis tidak merasakan derita seperti kehilangan banyak harta atau bahkan berusaha memperbanyak harta memakai cara tidak benar. Nirodha membutuhkan kerja keras untuk mencapai nirvana.
4. Magga
Kebenaran lainnya adalah Magga atau jalan menuju berhentinya dukkha pada seseorang. Magga adalah sebuah praktik nyata yang dilakukan buddhis untuk menghentikan dukkha. Misalnya dengan banyak beribadah, membantu sesama, dan sering melakukan semedi.
Magga adalah selangkah lebih dekat dengan nirvana atau ketiadaan abadi. Seseorang yang sudah berhasil melewati magga akan bahagia dalam kehidupannya, karena sudah tidak memiliki kerisauan atau dukkha menyakitkan.
Berpegang teguh pada kebenaran tersebut membuat seorang buddhis bisa memaknai hidup ini dengan lebih baik lagi. Sehingga tidak ada rasa berat hati dalam menjalani hidupnya. Oleh karena itu sangat penting mempelajari 4 kebenaran mulia Buddha melalui pelajaran filsafat.