Keinginan MBS Stop Agresi Israel di Gaza yang Terus Memanas

Tujuan MbS stop agresi Israel sepertinya masih menemui jalan buntu. Bahkan setelah Mohemmed bin Salman (MbS) menjadi pemimpin de facto. Desakannya tersebut diberikan setelah pertemuan bersama Menteri Luar Negeri AS.

Pertemuan bersama Antony Blinken ini berlangsung di Al Ula, Arab Saudi. Selain pimpinan de facto, MbS juga selaku pangeran kerajaan Arab Saudi. Tentu menegaskan perlunya peningkatan upaya kemanusiaan yang baik.

Khususnya dalam membangun jalan agar muncul perdamaian hingga stabilitas di Palestina. Termasuk memberikan hak rakyat Palestina yang telah ditinggalkan. Ketegasan untuk memberikan setiap haknya kembali menjadi semakin penting.

Selain itu MbS stop agresi Israel terasa sama pentingnya bagi Blinken. Meski begitu menegaskan aksi 7 Oktober menjadi penyebab semakin buruknya keadaan. Blinken juga berusaha mencari cara mencegah eskalasi konflik.

Kementerian Luar Negeri AS menyatakan menekankan pembangunan kawasan yang aman dan sejahtera. Termasuk harus terintegrasi supaya pembentukan negara Palestina dapat terjadi. Hal ini terdukung dengan perjalanan ke Timur Tengah.

Pembicaraan kondisi gaza hingga pencegahan konflik semakin mengkhawatirkan. Butuh adanya rencana pemulihan dan pembentukan pemerintahan daerah kantong. Gencatan senjata dianggap sebagai langkah awal yang baik.

Keinginan MbS Stop Agresi Israel Setelah Bertemu Menlu AS

Walaupun mendapatkan tekanan dari berbagai negara, Israel belum mau memutus serangan dan invasinya. Konflik gaza semakin meluas dan menyebabkan korban jiwa yang besar. Perang kawasan tentu berisiko menimbulkan genosida.

Inilah alasannya MbS stop agresi Israel karena dibutuhkan penyelesaian yang tepat. Amerika Serikat melalui Kemenlu sudah melakukan perjalanan ke Timur Tengah. Bahkan membicarakan cara penyelesaian konflik dengan Arab Saudi.

Tapi bukan hanya itu, sebenarnya telah berbicara dengan banyak negara lain. Sebut saja Yordania, Uni Emirat Arab hingga Turki sebagai pendukung. Tentu mempertimbangkan partisipasi hingga kontribusi terhadap Gaza setelah perang.

Berbagai negara tersebut sebenarnya pernah menolak rencana pasca perang. Bahkan benar-benar menekankan dibutuhkan adanya gencatan senjata terlebih dulu. Tapi dengan kejamnya zionis, sepertinya menjadi langkah yang sulit.

Hal ini terbukti karena sejak ke Gaza, kebrutalannya tidak terhenti. Bahkan tewas 23 ribu orang lebih di mana mayoritas anak-anak dan perempuan. Korban terluka juga banyak, mencapai 58 ribu orang.

Saat ini keinginan MbS stop agresi Israel memperoleh dukungan banyak negara. Apalagi setelah melihat kekejaman pemerintah maupun rakyat Israel. Terutama tidak peduli membunuh siapapun baik orang tua, anak-anak dan perempuan.

Selain itu dalam media sosial, kaum zionis menganggapnya bukan sebagai kejahatan. Bahkan dengan bangga menyebutkan kebahagiaan dengan tewasnya anak di Palestina. Tidak jarang berpesta dan memamerkan kejahatan di medsos.

Apabila mendapatkan dukungan lebih banyak negara, MbS dan Arab Saudi semakin kuat. Dorongan untuk mencapai kemerdekaan dinilai akan jauh lebih cepat. Tapi AS juga punya peran untuk meyakinkan zionis Israel.

MbS Menilai Kebrutalan Israel Tidak Dapat Ditoleransi Lagi

Tujuan MbS stop agresi Israel semakin dikemukakan karena kondisi perang saat ini. Terlebih kematian 23 ribu warga Gaza yang tidak bersalah. Zionis brutal karena tidak memiliki batasan membantai warga sipil.

Jumlah korbannya besar karena 1% dari 2,3 juta warna Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza juga memberikan informasi 58 ribu warga mengalami luka. Jumlah korbannya terus meningkat baik luka berat maupun ringan.

Agresi Israel disebut akan terus berlangsung bahkan selama tahun 2024. Padahal komunitas internasional seperti PBB telah memberikan perintah untuk gencatan senjata. Tapi faktanya Israel tidak menginginkan penghentian serangan.

Hal ini juga berpeluang meningkatkan pengungsi Gaza. Jika MbS stop agresi Israel gagal, pengungsi yang mencapai 85% akan bertambah. Saat ini bahkan untuk mengungsi dianggap sebagai tujuan yang dinilai sulit.

Sebelum dan sesudah usaha penghentian invasi, warga Gaza terisolasi. Artinya keluar maupun masuk negara sangat sulit. Apalagi Israel begitu ketat dalam menjaga perbatasan agar tidak ada orang masuk.

Hal ini terbukti karena Israel mendapatkan kecaman karena wilayah Gaza ingin diambil. Perintah mengambil tanah dan mendorong warga Palestina sangat buruk. Apalagi mendorong mau tidak mau bermigrasi menuju wilayah lain.

Walaupun telah banyak resolusi, bukan berarti membuat peperangan segera terhenti. Gejolaknya terus memanas sehingga menimbulkan kekhawatiran besar. Tentu diharapkan MbS stop agresi Israel akan menjadi rencana yang sukses.