Dalam ilmu filsafat, tentu ada beberapa tokoh filsafat Katolik yang memiliki peran dalam sejarah. Semua tokoh penting di masa lalu memiliki peran berupa mencetuskan ilmu – ilmu baru, serta memberi pemahaman yang lebih baik lagi tentang agama Katolik kepada semua orang.
Kamu pasti bisa membayangkan bagaimana jika dulu tidak ada orang – orang yang memiliki peran dalam mencetuskan ilmu tentang kebijaksanaan Katolik. Tentu saja pemahaman orang – orang muslim pada masa kini tidak akan begitu bagus dan mendalam sesuai yang seharusnya.
Bahkan mungkin saja tanpa adanya orang – orang yang berperan penting di masa lalu tersebut, kepercayaan terhadap Tuhan Bapa sudah mulai sirna, apalagi di zaman modern sudah ada banyak tantangan hidup yang mempertaruhkan kepercayaan kepada masing – masing agama.
4 Tokoh Filsafat Katolik Penting
Pada zaman konsili Nicea 1 tepatnya tahun 325 masehi, sudah ada banyak tokoh yang memiliki peran besar dalam mencetuskan ilmu kebijaksanaan atau filsafat. Namun setidaknya kamu harus memahami Sejarah tentang beberapa orang penting berikut ini.
1. Santo Aquinas
Santo Aquinas atau nama panjangnya adalah Thomas Aquinas, lahir pada tahun 1225 dan menjadi salah satu tokoh filsafat Katolik paling berpengaruh pada paham Katolik di barat. Santo Aquinas memiliki berbagai julukan yaitu sang filsuf, doctor angelicus dan doctor communis.
Santo Aquinas mengembangkan banyak teori mulai dari filsafat modern, etika, hukum kodrat, metafisika atau ontologi, dan paham politik. Pada masanya, Santo Aquinas mendukung penuh teori Aristoteles mengenai ilmu kebijaksanaan dan terus mengembangkannya sampai meninggal.
Sepanjang hidupnya, Santo Aquinas dihormati oleh berbagai gereja, sampai mendapat gelar santo atau roh kudus yang dianggap sebagai perwakilan bapa dalam menuntun umatnya menuju jalan benar. Santo Aquinas juga menjadi seorang guru dan telah melahirkan karya – karya hebat.
2. John Scotus
John Duns Scotus adalah salah satu tokoh filsafat Katolik dengan pemikiran tajam. John Scotus lahir pada tahun 1266, kemudian hidupnya berakhir setelah dikubur hidup – hidup. Hal ini karena John Scotus dianggap sudah meninggal saat mengalami koma, namun sebenarnya masih hidup.
John Scotus terkenal dengan julukan doctor subtilis karena pemikirannya sangat tajam dan berani melawan pendapat orang lain saat dianggap salah, terutama dalam hal filsafat. John Scotus juga sudah melahirkan banyak karya yang sampai saat ini tetap dijadikan acuan belajar tentang Tuhan.
John Scotus berperan besar dalam menyumbang ilmu tentang metafisika, epistemologi, logika dan etika sesuai kitab. Namun tidak banyak sang filsuf lain yang menghormatinya karena teori John Scotus dianggap gila dan terlalu meremehkan pendapat – pendapat sang filsuf lain.
3. William from Ockham
William from Ockham juga termasuk dari salah satu tokoh filsafat Katolik berpengaruh saat itu. William from Ockham mendapat julukan demikian karena Ockham adalah nama tempat lahirnya. William menjadi salah satu pastur ordo yang mana memiliki kekuasaan di gereja pada saat itu.
William from Ockham juga memiliki julukan yaitu bapak epistemologi, meskipun pencetus epistemologi di dunia ini masih tidak bisa ditentukan dengan baik. Namun berkat gagasan atau teorinya, William from Ockham mendapat dukungan dari gereja untuk menyandang gelar itu.
William mencetuskan bahwa universal adalah hasil dari astraksi pemikiran manusia serta tidak memiliki wujud. Dengan berbagai teori hasil pemikirannya, William from Ockham juga mendapat julukan sebagai ahli logika terbesar pada zamannya.
4. Franz Magnis Suseno
Franz Magnis Suseno merupakan tokoh filsafat Katolik terkini. Tokoh ini lahir pada tahun 1936 di Jerman, kemudian berkelana ke beberapa negara termasuk Indonesia untuk mempelajari dan menyebarkan paham tentang filsafat Katolik. Kini Franz Magnis sering dipanggil Romo Magnis.
Romo Magnis aktif dalam mempelajari ilmu kebijaksanaan, sehingga telah melahirkan banyak karya terkait ilmu tersebut. Romo Magniz juga mengajarkan ilmu – ilmu yang dipahaminya dengan cara memberi kuliah atau materi – materi biasa pada jamaat di gereja.
Beberapa tokoh tersebut memiliki kedudukan yang sama dengan pahlawan, namun dalam konteks agama. Sebab tanpa adanya tokoh filsafat Katolik tersebut, pasti sulit mempertahankan agama Katolik dengan keyakinan mendalam tentang Tuhan pada masa kini.